Pages

Jumat, 25 November 2011

Universitas Gunadarma, Gudangnya Pecatur Berprestasi

Prestasi Universitas Gunadarma bukan hanya dibidang akademik saja, tetapi dibidang catur juga dapat dibilang sangat mencolok. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa mahasiswa Universitas Gunadarma yang menjadi Grand Master dan memenangkan beberapa kompetisi nasional maupun internasional.


GRAND Master termuda Indonesia Susanto Megaranto dan Grand Master Internasional Wanita Irene Kharisma Sukandar merupakan sosok pecatur andalan nasional. Mereka masih kuliah di Universitas Gunadarma. Tidak hanya mereka, Master Nasional Wanita Gerhana Kartika dan pecatur Yemi Jelsen juga kuliah di universitas yang kini bertengger di peringkat empat universitas terbaik di Indonesia.

Prestasi di bidang catur membawa mereka mendapatkan beasiswa dari universitas ini. "Pemberian beasiswa dimulai sejak tahun 1989 kepada 10 atlet catur berprestasi, salah satunya adalah GM Herman Suradiradja, yang merupakan Grand Master pertama Indonesia," ujar Ketua Harian Klub Catur Gunadarma Bunawan saat ditemui di Turnamen Catur Beregu yang digelar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Rabu (8/12).
Ia menuturkan, setiap tahun Universitas Gunadarma memang memberikan beasiswa kepada atlet-atlet catur berprestasi. "Hingga saat ini sudah 94 atlet catur yang sudah mendapatkan beasiswa dari Universitas Gunadarma."
Sejak tahun 2004, Bunawan mengatakan, klub yang juga dikenal dengan Pecinta Catur Gunadarma ini mulai sering merekrut para pecatur dari berbagai daerah. "Kami kunjungi turnamen-turnamen di berbagai daerah.
Kami perhatikan dan melihat ada yang berpotensi itu kami tawarkan untuk ikut klub kami dan ketika atlet itu kuliah kami tawarkan beasiswa jika prestasinya makin gemilang," terang Bunawan.
Dalam kurun waktu 20 tahun, Klub Catur Gunadarma ini memang telah menorehkan banyak prestasi. Pada Kejuaraan Catur Antar Kota Asia tahun 1990 di Kuala Lumpur, Malaysia, Klub Catur Gunadarma yang ketika itu mewakili kota Depok berhasil ke luar sebagai Juara Kedua. Untuk tingkat mahasiswa, Universitas Gunadarma berhasil menjuarai Kejuaraan Catur Mahasiswa se-Asia pada tahun 1997 dan prestasi ini diulangi pada tahun 2000. Pada ajang Kejuaraan Nasional Catur Mahasiswa ketiga yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi kementerian
Pendidikan bekerja sama dengan PB Percasi pada 21-25 Juni 2010 lalu, Tim Catur Universitas Gunadarma berhasil menjadi Juara umum dengan mengumpulkan 3 medali emas, 1 perak dan 1 perunggu. "Ketika itu tim kami tidak diperkuat oleh GM Susanto Megaranto dan Woman GM Irene Kharisma yang sedang menjalani pelatihan untuk Asian Games Guangzhou di Ukraina," jelas Bunawan.
Menggelar turnamen
Selain sukses di bidang pembinaan catur, Universitas Gunadarma juga sukses menye-lenggarakan turnamen. Turnamen Catur Internasional yang pertama digelar Universitas Gunadarma pada Februari 1993 di Jakarta. Turnamen ini diikuti oleh 10 pecatur dari Indonesia, Filipina dan China.
Turnamen kedua ini juga diselenggarakan di Jakarta pada bulan April 1994 yang diikuti oleh pecatur dari Indonesia, China, Filipina, Uzbekistan, Kazakstan, dan Ceko. Pada turnamen ini juga lahir gelar Grand Master untuk Indonesia atas nama Edhi Handoko.
Pada Oktober 1994, turnamen ketiga diselenggarakan di Depok yang diikuti oleh pecatur dari Indonesia, China, Australia, Singapura, dan Filipina. Turnamen ini pun melahirkan tiga gelar Master Internasional untuk Indonesia atas nama Dede Liu, Salor Sitanggang, dan Ivan Jonathan. Tidak puas dengan tiga turnamen, pada Juni 1995 digelar kembali turnamen keempat. Turnamen kelima digelar dengan menghadirkan Kejuaraan Catur Komputer Dunia yang pertama kali diselenggarakan di Asia. "Kejuaraan ini diselenggarakan pada Oktober 1996 dan diikuti oleh 26 program catur dari negara-negara Indonesia, Jerman, Spanyol, Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Denmark, Austria, Hungaria, Belanda, Swedia, dan Perancis."
Hingga kini, sembilan turnamen telah digelar oleh Universitas Gunadarma guna mengembangkan prestasi olah raga catur Indonesia. "Selain itu untuk memperbanyakperolehan gelar catur internasional yakni Master Internasional dan Grand Master bagi pecatur Indonesia," kata Bunawan.
Bunawan pun menerangkan, kondisi dunia catur saat ini adalah makin sedikitnya pecatur putri usia muda. "Prestasi pecatur putri kita sudah tertinggal jauh dengan Vietnam. Kemajuan pecatur putri Filipina, Singapura, bahkan Malaysia semakin pesat. Maka salah satu usaha yang harus dilakukan adalah pembinaan berkesinambungan agar kita tidak dipermalukan oleh pecatur putri negara-negara tersebut," tandasnya. (*/S-25)

2 komentar:

  1. Kak pengen gabung catur gundar 😊

    BalasHapus
  2. Memperkenalkan pecatur dari tanah Grogot, kab. Paser, Kalimantan timur yg tergabung dalam http://bentengpaserchessclub.blogspot.co.id

    BalasHapus